KODEMIMPI - Mantan Jaksa Agung William Barr, pada Minggu (9/4/2023), mengatakan Donald Trump telah menggali lubang bagi dirinya sendiri terkait sejumlah masalah hukum yang dihadapi mantan presiden itu
“Ia (Trump) telah menggali lubang bagi dirinya sendiri dalam soal dokumen rahasia dan insiden 6 Januari. Tidak mengejutkan saya jika ia memiliki semua masalah hukum ini sekarang. Ia telah diperingatkan tentang hal-hal ini sebelum meninggalkan Gedung Putih,” ujar Barr.
Meskipun demikian, Barr kurang yakin dengan dakwaan yang berisi 34 butir tuduhan kejahatan pemalsuan dokumen bisnis yang disampaikan pengadilan Manhattan, New York, pada Selasa (4/4/2023).
“Kelompok kiri selalu bicara tentang dampak mempolitisasi sistem peradilan pidana dan saya sangat setuju dengan itu. Ini adalah contoh nyata dari pelanggaran semacam itu,” tegas Barr.
Jaksa di Manhattan menuduh Trump mencoba menyembunyikan pelanggaran undang-undang pemilu selama masa kampanyenya yang sukses pada 2016. Tuduhan itu menjadikan Trump sebagai presiden atau mantan presiden pertama yang menghadapi dakwaan kriminal.
Meskipun Barr yakin dakwaan yang disampaikan pada minggu lalu itu akan mendorong pendukung Trump, dalam jangka panjang hal tersebut akan merugikan Partai Republik.
“Pakar strategi di Partai Demokrat tahu persis hal ini (dakwaan) akan membantu Trump, dan mereka ingin ia menjadi calon presiden dalam pilpres 2024 karena ia adalah kandidat terlemah dari Partai Republik; yang kemungkinan akan kalah lagi dari Biden,” ujarnya.
Trump saat ini tengah menghadapi dua penyelidikan kriminal Kementerian Kehakiman yang dipimpin oleh penasehat khusus yang ditunjuk oleh Jaksa Agung Merrick Garland.
Satu penyelidikan difokuskan pada upaya Trump dan sekutu-sekutunya membatalkan hasil pilpres tahun 2020 yang dimenangkan oleh tokoh Partai Demokrat, Joe Biden.
Penyelidikan lainnya berfokus pada temuan dokumen rahasia, yang disimpan Trump setelah ia meninggalkan Gedung Putih.
- Jaksa di Georgia juga sedang selidiki Trump
Barr mengundurkan diri dari jabatannya tidak lama setelah electoral college mengonfirmasi kekalahan Trump dari Biden pada Desember 2020.
Barr memicu kemarahan Trump karena tidak mendukung klaimnya yang salah bahwa hasil pilpres 3 November 2020 telah dinodai oleh meluasnya aksi kecurangan.
“Sejauh menyangkut pilpres, dakwaan ini akan sangat melemahkan Trump. Saya pikir ia sudah menjadi kandidat lemah yang akan kalah. Tetapi saya kira hal ini akan meyakinkannya,” tambah Barr.